Berhubung dengan kelarutan suatu zat dalam pelarut, maka dapat terjadi
interaksi antara pelarut pelarut, pelarut zat pelarut terlarut dan zat
zat terlarut.
Nilai
atau diskripsi kualitatif beberapa parameter fisika kimia dari zat
terlarut dan pelarut dapat membantu mendapatkan gambaran mengenai
keterlarutan suatu obat, beberapa faktor dan konsep yang penting untuk
meramal kelarutan obat adalah:
- polaritas
- parameter kelarutan
- suhu
- salting out
- salting in
- hidrotopi
- pembentukan kompleks
- efek bersama ion
- ukuran partikel
- ukuran dan bentuk molekul
- struktur air
Polaritas
Aturan
yang terkenal yaitu like dissolves like berdasarkan pada observasi
bahwa molekul molekul dengan distribusi muatan yang sama dapat larut
timbal balik, yaitu molekul polar, akan larut dalam media yang serupa
yaitu polar, sedangkan molekul nonpolar akan larut dalam media nonpolar.
Konsep polaritas kurang jelas apabila diterapkan pada kelarutan yang rendah, terbentuk miseldan berbentuk hidrat padat.
Kosolven
Campuran pelarut untuk melarutkan zat tertentu banyak digunakan untuk
membuat larutan obat. Kosolven dapat dipandang sebagai modifikasi
polaritas dari sistem pelarut terhadap zat terlarut atau terbentuknya
pelarut baru yang terjadinya interaksi tidak mudah diduga dari individu
pelarut masing masing dalam sistem campuran. Kosolven supaya dibedakan
dari fenomena yang sangat erat hubungannya seperti pelarut
(solubilisasi) dan hidrotopi.
Parameter kelarutan
Dikembangkan oleh hildbrand untuk sebagai alat meramal kelarutan cairan
dan substansi amorf dalam banyak macam pelarut dari industri.
Suhu
Kebanyakan senyawa farmasetis pada kenaikan suhu akan naik
kelarutannya, kecuali senyawa metilselulosa dan kalsium hidroksida.
Proses eksoterm dapat digambarkan:
Zat terlarut + pelarut ↔ larutan + panas
Sedangkan proses endoterm
Panas + zat terlarut + pelarut↔ larutan
Jika
pada peristiwa eksoterm, bila suhu dinaikan maka kelarutan zatnya akan
berkurang karena reaksi bergeser kekiri. Sedangkan pada peristiwa
endoterm, bila suhu dinaikkan maka kelarutan zatnya akan bertambah,
karena reaksi bergeser ke kanan.
Salting out
Peristiwa pengendapan zat terlarut (biasanya zat organik) disebabkan
oleh penambahan jumlah besar garam yang sangat mudah larut pada larutan
air dari senyawa organik. Peristiwa ini merupakan kompetisi antara garam
dan senyawa organik terhadap molekul pelarut yaitu air. Contoh
peristiwa ini adalah: camphora dan oleum menthae piperitae dalam air
aromatik. Larutan metilselulosa dalam air oleh penambahan NaCl.
Mekanisme
peristiwa ini ialah bahwa interaksi metilselulosa dan air adalah
inkompetible dengan interaksi NaCldengan air dan sebagai hasil terjadi
dehidrasi dari metilselulose dan mengakibatkan peristiwa salting out.
Salting in
Ialah
peristiwa bertambahnya kelarutan dari suatu senyawa organik dengan
penambahan suatu garam dalam larutannya. Sebagai contoh adalah globulin
tidak larut dalam air tetapi dapat larut dalam larutan garam encer dalam
air.
Hidrotopi
Ialah peristiwa bertambahnya larutan suatu senyawa yang tidak larut
atau sukar larut dengan penambahan suatu senyawa lainyang bukan zat
surfaktan (S.a.a.). Mekanismenya mungkin salting in, kompleksasi atau
kombinasi beberapa faktor.
Pembentukan kompleks
Ialah peristiwa terjadinya
interaksi antara senyawa tak larut dengan zat yang larut dengan zat
yang larut dengan membentuk senyawa kompleks yang larut. Sebagai contoh
larutan iodium dalam larutan KI atau NaI dalam air. Disini terjadi
senyawa kompleks Triiodida.
Juga larutan coffein didalam larutan natrii salisilat atau natrii
benzoat dalam air. Senyawa kompleks ini bersifat reversible, mudah
terjadi disosiasi dan melepas zat aktifnya dan memberi efek terapi.
Common ion effect
Obat yang tak larut sering dibuat sebagai suspensi, disini ada
keseimbangan antara partikel padat dengan larutan jenuhnya. Sebagai
contoh adalah suspensi Procain Penicilin. Dengan penambahan Procain HCl
yang mudah larut dalam air akan mengurangi penicilin ion dalam larutan,
karena produk kelarutan suatu senyawa pada suhu konstan adalah tetap.
Ukuran partikel
Efek ukuran partikel dari zat terlarut dalam sifat keterlarutan terjadi
hanya bila partikel mempunyai ukuran dalam sub mikro dan akan terlihat
kenaikan kira kira 10% dalam kelarutannya. Kenaikan ini disebabkan
adanya enersi bebas permukaan yang bebas permukaan yang besar
dihubungkan dengan partikel yang kecil.
Ukuran dan bentuk molekul
Sifat
sifat dapat melarutkan dari air sebagian besar disebabkan oleh ukuran
yang kecil dari molekulnya. Zat cair dapat mempunyai polaritas,
konstante dielektrik dan ikatan hidrogen dapat
menjadi pelarut yang kurang bagi senyawa ionik, disebabkan ukuran
partikelnya lebih besar dan akan sukar bagi zat cair untuk menembus dan
melarutkan kristal. Bentuk dari molekul zat terlarut juga merupakan
faktor didalam meneliti keterlarutan. Keterlarutan yang tinggi dari
amonia yang cocok tanpa ada kesukaran berada didalam struktur dari air.
Efek bentuk dari molekul zat terlarut terhadap kelarutannya di dalam
suatu pelarut lebih banyak merupakan efek entropi.
Struktur dari air
Struktur air merupakan anyaman molekul tiga dimensi dan struktur ikatan
hidrogen menentukan sifat sifat air dan interaksinya dengan zat
terlarut. Strukturnya dapat dimodifikasi secara kualitatif dan
kuantitatif oleh banyak faktor seperti suhu, permukaan dan zat terlarut.
Struktur air adalah peka terhadap banyak faktor yang dapat memperkuat,
melemahkan, mengubah atau memecah seluruhnya. Faktor faktor ini termasuk
suhu, zat terlarut non polar, ion monovalen dan polivalen, s.a.a.,
makromolekul dan permukaan.
SANGAT TIDAK BAGUS MEMBUAT MATA SAKIT MEMBACANYA
BalasHapus